Merokok sisha merupakan tren ala Timur Tengah yang seiring dengan
perkembangan zaman menjadi populer di sejumlah negara di dunia. Tren
merokok sisha sudah masuk ke Indonesia sejak hampir satu dekade lalu dan
diperkenalkan melalui penjualannya di beberapa restoran yang menyajikan
makanan Timur Tengah.
Kepopulerannya yang meroket, khususnya di kalangan anak muda, membuat
rokok sisha menjadi sorotan publik. Mereka yang tidak merokok pun bisa
menjadi suka akan rokok tren Timur Tengah ini lantaran hadir dalam
berbagai macam rasa menarik dan menggunakan alat penghisap unik yang
membuat proses merokoknya jadi seru dan dinilai sangat keren untuk
dicoba.
Selain itu, banyak yang berpendapat bahwa rokok sisha itu tidak
membahayakan kesehatan sebagaimana rokok biasa yang mengandung zat
nikotin bisa. Namun sayangnya, sebuah penelitian yang baru-baru ini
dilancarkan oleh sejumlah ilmuwan di University of California, San
Fransisco, Amerika Serikat menemukan fakta bahwa poin terakhir itu tidak
benar.
Melalui penganalisaan terhadap laporan yang dipaparkan oleh Center
for Disease Control and Prevention (CDC) dan pengetesan urin 55 peserta
penelitian yang sebelumnya merokok sisha, para peneliti akhirnya
menyimpulkan bahwa satu malam merokok sisha yaitu menghabiskan sekitar
0,6 ml cairan sisha berasa yang dikemas dalam botol berukuran kecil,
jauh lebih berbahaya dibandingkan merokok satu batang.
Ini dikarenakan paparan karsinogen terhadap tubuh mereka sangat besar
dan senyawa ini jauh lebih berbahaya dibandingkan nikotin yang ada
dalam kandungan rokok. Paparan karsinogen berjangka panjang diketahui
bisa memicu kanker.
"Meski merokok sisha itu tidak dilakukan sesering merokok nikotin,
namun satu sesi saja sudah cukup untuk membuat tubuh kita terkontaminasi
karsinogen dalam jumlah banyak," kata salah seorang peneliti American
Cancer Society, Tom Glynn kepada Fox News, Jumat (11/11/2016).
Meski rokok sisha terbukti lebih berbahaya dibandingkan rokok biasa,
namun seperti ditegaskan oleh pihak Center for Disease Control and
Prevention (CDC) , keduanya tetap mengandung bahan kimia yang sangat
berbahaya bagi kesehatan tubuh.
Tidak hanya rokok sishanya saja, tapi alat yang digunakan untuk
menghisapnya juga lebih sangat mungkin membuat seseorang terjangkit
suatu penyakit. Ini dikarenakan alat tersebut biasanya menghantarkan
senyawa kimia yang jauh lebih murni dan zat pemicu kanker lainnya.
sumber : http://health.liputan6.com

Tidak ada komentar:
Write komentar