Tak bisa dimungkiri bahwa Aksi Super Damai 212 yang berlangsung di
sejumlah titik di Ibu Kota memang banyak mendapat apresiasi dari
berbagai kalangan. Tidak hanya dari kalangan muslim tapi juga dari
pemeluk agama lain.
Adalah dr. Hengki Stepanus Ranjabar SpB. Seorang dokter spesialis bedah
yang juga seorang kristiani. Berikut bentuk curahan hati apresiasi dari
dr. Hengki yang cukup mengademkan.
***
Sebagai anak yang dibesarkan di lingkungan kristiani, saya cukup
terpukau, haru bercampur bangga ketika aku menuliskan semua ini, karena
melihat aksi 212 yang tidak luput juga dari pengamatanku setiap hari.
Bagaimana mereka dengan semangat yang tinggi dari antar daerah dengan
semua jalan ditempuh dan bergerak dengan hati yang sama. Berkumpul
begitu banyaknya di lapangan Monas kemarin.
Woow amazing! Pemerintah justru harusnya memberikan tempat buat mereka
ini untuk menyalurkan niat baiknya, bukan dengan cara berupaya dan malah
curiga bahwa aksi ini akan menimbulkan gejolak.
Lihatlah mereka, mau berdesak-desakan kek, panas kek, hujan kek, mereka
tetap dengan semangat yang sama ada di situ. Nangkep nggak apa yang
mereka perjuangkan? Nangkep nggak kenapa semua ini harus terjadi? Ketika
apa yang menjadi keyakinan itu dilanggar orang. Itu hal prinsip, wajib
memang untuk dibela. Nggak perlu suruh ulama atau pun habib. Tapi nurani
yang bicara, hati yang merasa sehingga kaki yang melangkah oleh karena
hati yang bersih diniatkan untuk membela apa yang menjadi prinsip tadi.
Terbukti mereka nggak saling mengenal atau dari kelompok tertentu. Semua
membaur mejadi satu untuk membela Tuhannya. Walaupun yakin kalau Tuhan
ngak perlu dibela, tapi kita yang wajib tahu diri sebagai orang beriman
buat membela Tuhanlah, bukan membela manusia.
Beda lah, kalau ada satu orang terbukti bersalah memang menistakan dan
cuma satu dua orang mengatakan dia salah, yang mungkin dua orang ini
bisa saja salah. Tapi bila beribu-ribu orang menyatakan bahwa itu memang
hal yang salah dan dianggap menisyyakan masa pembenaran ada pada satu
orang sih. Ya hukumlah sesuai apa yang menjadi kesalahan dia tanpa
dilihat dia siapa.
Hukum yang harus adil. Pemerintah harus tanggap dan adil. Peristiwa 212
sekaligus membuktikan bahwa selain nasional, internasional sekalipun
dbisa menilai bahwa aksi ini memang super damai dan bisa menjadi contoh
dan teladan semua pergerakan yang ada. Tertib semua bekerja dengan hati.
Tidak ada keributan. Beribadah bersama, ada yang menyediakan makanan,
ada yang mungutin sampah. Luar biasa, ketulusan yang tidak dibuat-buat.
Inilah Bhinneka yang sesungguhnya. Nggak perlu gaduh di media sosial.
Plintar plintir berita kesana kemari, curiga berlebihan, saling
menghujat atau malah menghakimi suatu peristiwa yang belum terjadi. Juga
nggak perlulah ada aksi tandingan yang dibuat-buat. Nyatanya lautan
manusia yang susah memang dijaga satu-satu, ternyata bisa tertib
menyalurkan aspirasinya tanpa keributan yang berarti.
Salut, salut banget. Nggak habis dua jempul saya mengapresiasi aksi ini.
Terima kasih bisa membuka mata saya, mengenai keteladanan, kebersamaan,
ketertiban, keyakinan serta ketulusan yang sudah dilakukan.
Teruslah berjuang, saudaraku. Yakinilah apa yang menjadi kebenaran itu.
Inilah contoh nyata yang dapat membuka mata hati saya. Kita maupun
dunia. Doaku selalu untuk perjuangan kalian. Love you all. Dariku untuk
catatan hati.
- dr. Hengki Stepanus Ranjabar SpB.
[Paramuda/BersamaDakwah]
[Paramuda/BersamaDakwah]
sumber : news.bersamadakwah.ne

Tidak ada komentar:
Write komentar